Diskusi Para Pihak Untuk Pencegahan Karhutbunla di Lahan Gambut Ketapang

Diskusi Para Pihak Untuk Pencegahan Karhutbunla di Lahan Gambut Ketapang

Indonesia - 09 April, 2021

Saat kemarau tiba, kebakaran hutan, kebun, dan lahan (karhutbunla) seolah menjadi langganan di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Ketapang, Kalimantan Barat, khususnya di lanskap Sungai Pelang yang meliputi tiga desa, yaitu Desa Sungai Pelang, Sungai Besar, dan Pematang Gadung, yang memiliki lahan gambut yang luas. “Dalam beberapa tahun terakhir, isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi isu nasional dan bahkan menjadi isu antar negara. Dengan lahan gambut yang luas di Ketapang, pencegahan karhutla dan praktik pengelolaan lanskap gambut berkelanjutan menjadi sangat penting,” kata Budi Wardhana, Kepala Deputi Perencanaan dan Kerja Sama BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) dalam acara diskusi terfokus konsultasi multi-pihak “Perencanaan pencegahan karhutbunla dan peningkatan praktik pengelolaan lanskap gambut berkelanjutan di Kabupaten Ketapang”, yang diselenggarakan oleh Tropenbos Indonesia berkolaborasi dengan Bappeda Ketapang pada Kamis, 8 April 2021.

Menurut Budi, mencegah lebih baik daripada menanggulangi karena bila terlanjur terjadi kebakaran, biaya untuk menanggulangi akan lebih besar, kerusakan yang terjadi di lanskap lebih parah, asap yang timbul akibat kebakaran juga mengganggu kesehatan, mengganggu kegiatan perekonomian, dan kesempatan masyarakat memanfaatkan sumber daya alam juga terganggu. “Pencegahan ini sangat penting karena memberi peluang untuk tata kelola yang lebih baik,” katanya.

Saat ini, melalui Perpres 120/2020, BRGM memperoleh mandat dari pemerintah untuk merestorasi 1,2 juta ekosistem gambut dan 600 ribu ha ekosistem mangrove. “Sehingga kami fokus mengkonsolidasikan kegiatan dengan para pihak, termasuk dengan melakukan pendekatan hidrologi untuk mempertahankan kebasahan gambut dan perbaikan tata kelola lahan agar lahan cukup basah, baik dengan cara perbaikan pembersihan lahan atau memanfaatkan adanya teknologi paludikultur yaitu budidaya tanaman dengan jenis tanaman yang cocok di lahan basah,” jelasnya. Semua itu harus dilakukan secara lengkap dan bersama dan ditindaklanjuti dengan perbaikan perekonomian masyarakat.

FGD karhutla.jpg

Sementara itu, Direktur Tropenbos Indonesia, Edi Purwanto, mengatakan, Kawasan Hidrologi Gambut Pelang merupakan cekungan yang didominasi lahan gambut yang sangat rentan terhadap kekeringan. Seperti yang dialami pada 2014 dan 2019 terjadi kebakaran hebat karena wilayah ini didominasi oleh gambut yang telah terdegradasi. “Draft rancangan teknis dari TI ini diharapkan dapat menghasilkan tindak lanjut rencana aksi jangka pendek dan jangka panjang,” katanya.

Strategi utama pencegahan karhutbunla dilakukan dengan menjaga kebasahan gambut, dan menyusun rencana aksi yang melibatkan kolaborasi multi-pihak antara tim kerja multi pihak antar desa (Formad Lingkar) dan tim kerja multi-pihak tingkat kabupaten, serta dengan BRGM yang juga memiliki program kerja di Pelang sejak 2021. Sejauh ini, dukungan yang telah diberikan TI untuk menjaga kebasahan gambut adalah pembangunan 3 canal blocking di sekitar Hutan Desa Sungai Pelang oleh LPHD Sungai Pelang, mendukung Formad Lingkar yang telah terbentuk, dan selanjutnya mendukung upaya perbaikan tata guna lahan serta mendorong usaha rakyat ramah iklim melalui peningkatan kapasitas dan KURRI – Kompetisi Usaha Rakyat Ramah Iklim.

Workshop Karhutla 20210408a.png

Baca juga: Diskusi Tata Kelola Lanskap Pelang

Peserta yang hadir dalam acara diskusi ini merupakan perwakilan dari instansi pemerintah seperti Pemda, Kejari, Bappeda, BPBD, Manggala Agni, KPH, Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas PU dan Tata Ruang, TNGP, KSDA, LPHD, perwakilan dari LSM, dan perwakilan dari sektor swasta. Saat berdiskusi peserta dibagi menjadi dua kelompok dimana satu kelompok mendiskusikan upaya pencegahan jangka pendek, dan kelompok yang lain mendiskusikan upaya pencegahan jangka panjang. Hasil diskusi yang merupakan pemikiran berbagai pihak ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memperkuat kolaborasi antar pihak, meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program, sehingga upaya pencegahan karhutbunla dapat berjalan lebih efektif.

Tropenbos Indonesia menyusun dokumen rancangan teknis upaya pencegahan karhutbunla yang menjadi bahan diskusi dalam acara ini sebagai bentuk dukungan bagi Pemerintah Kabupaten Ketapang yang memiliki visi “Terbebasnya Kabupaten Ketapang dari karhutbunla gambut, terpeliharanya lahan gambut dalam ekosistem basah, dan terjaganya penghidupan masyarakat di sekitar lahan gambut secara berkelanjutan”. Tropenbos Indonesia mulai menyiapkan dokumen ini sejak pertengahan 2020 dan telah melalui sejumlah tahapan kegiatan, diantaranya pemetaan kanal gambut, survey, pemetaan para pemangku kepentingan, sosialisasi dan koordinasi antar desa, pembentukan forum dan rapat kerja, serta melakukan sejumlah pertemuan koordinasi dengan Bappeda. **