Merayakan Hari Temu Usaha dan Temu Lapang Petani: Upaya menjaga ketahanan iklim di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat

Merayakan Hari Temu Usaha dan Temu Lapang Petani: Upaya menjaga ketahanan iklim di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat

Indonesia - 12 February, 2022

Ketapang, Kamis, 10 Februari 2022 - Sebagai upaya untuk mendorong pengembangan usaha rakyat ramah iklim di Kabupaten Ketapang, Tropenbos Indonesia telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan KURRI (Kompetisi Usaha Rakyat Ramah Iklim) sejak Februari 2021. Dimulai dari tahapan pra-seleksi dan pelatihan pembuatan rencana usaha, di tahap akhir kompetisi ini berhasil menjaring 5 usaha di dua kecamatan yakni Kecamatan Simpang Dua dan Kecamatan Matan Hilir Selatan sebagai finalis dengan sektor usaha meliputi pertanian hortikultura, budidaya jamur, dan anyaman rotan dan bemban. Para finalis telah mendapatkan pendampingan selama Bulan Juli hinnga Bulan Desember 2021 untuk mengimplementasikan rencana usaha, pemberian dukungan teknis dan peralatan, serta membangun hubungan dengan para pihak yang dapat membantu kelancaran usaha termasuk lembaga keuangan dan dinas terkait. Selama proses pendampingan, para finalis juga diperkenalkan pada akses pasar yang lebih luas dan pengenalan pada sumber-sumber pembiayaan usaha yang potensial.

Lebih jauh, inisiatif untuk menahan laju perubahan iklim juga telah dilakukan oleh penyelenggaraan Sekolah Lapang Petani/Pekebun untuk agroforestri karet dan tanaman kelapa sawit rakyat untuk meningkatkan praktik pengelolaan kebun yang lebih produktif dan adaptif dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola sumberdaya alam secara berkelanjutan. Melalui Sekolah Lapang, para petani di 6 desa, yaitu Desa Sungai Pelang dan Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Desa Gema, Desa Mekar Raya, Desa Kamora dan Desa Batu Daya, Kecamatan Simpang Dua, belajar pertanian organik mulai dengan pembuatan bio-starter, pembuatan pupuk organik padat dan cair, dan pestisida nabati hingga pertanian menetap tanpa bakar. Petani juga belajar prinsip-prinsip budidaya pertanian yang baik yang tak hanya berguna untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, tetapi juga lebih ramah lingkungan/iklim.

Sebagai puncak dari kegiatan KURRI dan Sekolah Lapang, Tropenbos Indonesia bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (PMD) mengadakan Hari Temu Usaha dan Hari Temu Lapang Petani di Pendopo Kabupaten Ketapang pada Hari Kamis, 10 Februari 2022. Dalam kegiatan ini dilakukan pengumuman pemenang KURRI sekaligus penyerahan sertifikat Sekolah Lapang Petani/Pekebun yang dilanjutkan dengan dialog bersama dengan stakeholders.

Sambutan Bupati.jpg

Acara ini dari awal sampai akhir (9.00 – 13.00) dihadiri oleh Bupati Ketapang, Bapak Martin Rantan, SH. M.Sos, beserta jajaran Kepala Dinas beberapa instansi terkait, perwakilan sektor swasta, dan institusi keuangan (BRI, Credit Union), peserta KURRI dan tokoh petani/pekebun unggulan. Petani/pekebun dan peserta KURRI dalam acara ini telah memamerkan dan memasarkan produknya, sehingga pemerintah dan investor potensial bisa melihat perkembangan dan proses pendampingan melalui KURRI dan Sekolah Lapang Petani/Pekebun selama beberapa bulan terakhir. Dialog antara peserta KURRI dan petani/pekebun dengan pemerintah dan lembaga keuangan telah berlangsung secara intensif untuk berbagi, belajar dan mereplikasi praktik cerdas Sekolah Lapang Petani/Pekebun, juga untuk perbaikan pelaksanaan KURRI pada siklus berikutnya, untuk tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

HTU0.jpeg

Direktur Tropenbos Indonesia Dr. Edi Purwanto menyatakan, “Kami berharap upaya yang kami lakukan melalui KURRI dan Sekolah Lapang dapat menginpirasi munculnya gerakan-gerakan lokal untuk usaha-usaha masyarakat yang adaptif terhadap ancaman perubahan iklim, tak hanya di sektor pertanian tapi juga UMKM, hingga di seluruh wilayah Kabupaten Ketapang.”

Dr. Edi Purwanto juga menegaskan pentingnya dukungan para pihak untuk meningkatkan skala usaha komunitas ramah iklim. “Saat ini pembiayaan untuk usaha rakyat masih belum optimal, baik dari sumber publik maupun privat. Sudah sepatutnya pemerintah dan lembaga keuangan lokal mulai memberikan perhatian lebih pada usaha-usaha di tingkat lokal untuk menjamin sumber penghidupan masyarakat sekaligus memastikan kelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitar.”