Hutan untuk Masa Depan yang Adil - Green Livelihoods Alliance (GLA 2.0)

Indonesia

Hutan untuk Masa Depan yang Adil - Green Livelihoods Alliance (GLA 2.0)

Green Livelihoods Alliance (GLA) fase 2.0 meluncurkan program “Hutan untuk Masa Depan yang Adil” (2021-2025) sebagai kontribusi terhadap perlindungan hutan tropis dan pemberdayaan masyarakat yang hidup dan bergantung secara langsung terhadap hutan. Dengan mitra organisasi di Indonesia yang bekerja di lanskap yang tersebar di tiga pulau besar di Indonesia yaitu di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, maupun di tingkat nasional, dan dengan inklusivitas perempuan dan kaum muda, diharapkan tata kelola hutan dan sumber daya alam yang lebih baik dapat segera terwujud.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Perlindungan hutan sebagai salah satu kunci menekan laju perubahan iklim memerlukan aksi yang kian mendesak demi tercapainya keberlanjutan seluruh kehidupan di bumi. Deforestasi dan rusaknya hutan tidak hanya meningkatkan perubahan iklim tetapi juga mengakibatkan terjadinya bencana yang mengancam kehidupan manusia, mulai dari hilangnya mata pencaharian, rusaknya sumber-sumber air maupun penyerap karbon yang menjaga udara tetap bersih dan sehat. Perubahan peruntukan lahan seperti perkebunan monokultur dan pesatnya pembangunan infrastruktur memperberat tantangan perlindungan hutan dan lahan ini.

Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (IPLC) yang kehidupan dan mata pencahariannya secara langsung dipengaruhi oleh deforestasi seringkali tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan kerusakan yang terus berlangsung. Mereka juga kerap tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan dan mengklaim hak mereka untuk mengatur dan mengelola wilayah adat, maupun kawasan hutan yang telah menjadi kawasan hunian mereka secara turun temurun. Karenanya, mendorong dan membekali mereka dengan kemampuan untuk memperjuangkan keadilan dan mengelola wilayah mereka agar berkelanjutan dan lestari menjadi kontribusi penting yang diupayakan oleh GLA.

Melalui kolaborasi yang erat antara para mitra GLA di Indonesia dengan para pemangku kepentingan terkait di tingkat baik di tingkat lokal, nasional maupun global diharapkan praktik pengelolaan kawasan hutan dapat terus diperbaiki menuju pengelolaan berkelanjutan dan segala pelanggaran hak-hak asasi manusia yang masih terjadi dapat dihentikan.

Saat ini mitra GLA di Indonesia terdiri dari 9 organisasi yaitu NTFP-EP, Sawit Watch, Tropenbos Indonesia, WALHI, WARSI, dan beberapa mitra yang berperan sebagai mitra teknis seperti WGII yang berhubungan dengan hak-hak atas masyarakat adat/ICCA serta AKSI, Yakkum dan Solidaritas Perempuan untuk isu terkait gender. Di tingkat global, GLA juga bekerja sama dengan berbagai institusi di 12 negara yang memiliki hutan tropis dan terlibat dalam advokasi sosial untuk meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya masyarakat adat dalam mempengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan mengenai hak atas tanah dan tata kelola hutan, maupun melakukan lobi dan advokasi terhadap pemerintah maupun untuk menahan dominasi industri agro-komoditi, industri ekstraktif, energi dan infrastruktur yang kerap menjadi pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia

Di tataran internasional, The Green Livelihoods Alliance (GLA) merupakan aliansi dari Gaia Amazonas, IUCN NL, Milieudefensie, NTFP-EP, SDI dan Tropenbos International, dengan WECF dan FERN sebagai mitra teknis. Tropenbos International melaksanakan program GLA ini melalui jaringan kerjanya di Bolivia, Colombia, Liberia, Ghana, Uganda, DR Congo, Viet Nam, Indonesia dan Filipina.

Program ini merupakan kelanjutan dari GLA fase pertama yang bertajuk “Lanskap Berhutan untuk Kesetaraan/Forested Landscapes for Equity” (2016-2020) yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan dan efektivitas Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mempengaruhi kebijakan dan praktik untuk mencapai tata kelola hutan dan lanskap yang inklusif dan berkelanjutan.

Jangka waktu

2021 - 2025

Tujuan

Hutan tropis dan lanskap berhutan dikelola secara berkelanjutan dan inklusif untuk memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim, memenuhi hak asasi manusia, dan melindungi mata pencaharian lokal.