Pertunjukan Wayang Menandai Pembukaan Kantor Baru TBI Indonesia

Pertunjukan Wayang Menandai Pembukaan Kantor Baru TBI Indonesia

Indonesia - 30 September, 2014

Jumat, 19 September 2014, TBI Indonesia berbagi kegembiraan merayakan kantor baru yang berlokasi di Jl. Jend. A. Yani, Bogor. Sebuah pertunjukan wayang kulit memeriahkan acara istimewa ini dengan kisah berjudul “Sumilaking Pedhut Wirata” or “Tersibaknya Kabut di Negeri Wirata”, salah satu bagian dari wiracarita terkenal Mahabharata. Apa yang menjadikan pertunjukan ini istimewa adalah karena dalangnya adalah Direktur Program TBI Indonesia sendiri, yaitu Dr. Edi Purwanto. TBI Indonesia pindah dari kantor sebelumnya di Balikpapan dan di Gedung Litbang Kehutanan Bogor sejak awal Juni, 2014.

Dr. Petrus Gunarso, mantan Direktur Program TBI Indonesia yang hadir dalam acara ini memberi selamat Dr. Edi Purwanto yang telah melanjutkan program TBI di Indonesia dan ia berharap bahwa di tangan Dr. Edi Purwanto, TBI Indonesia bisa menjadi lebih besar. “Karena malam ini kita akan menyaksikan pertunjukan wayang kulit, saya yakin Dr. Edi akan memasukkan unsur budaya dalam kerangka pengelolaan hutan, sehingga hutan tak hanya dikelola melalui ilmu pengetahuan, tetapi juga kebijaksanaan lokal dan budaya.” Dr. Petrus berharap, dengan adanya nilai-nilai kebijaksanaan lokal dan budaya tersebut, pengelolaan hutan di Indonesia akan menjadi lebih baik dan kelestarian hutan dapat tercapai.

Lebih dari 100 tamu dari LSM, lembaga international seperti CIFOR dan ICRAF, universitas, dan lembaga pemerintah terutama Litbang Kehutanan melewatkan malam itu bersama TBI Indonesia. Diantara para tamu adalah peserta Landscape Training yang diselenggarakan oleh Wageningen International – Centre for Development Innovation (CDI) di CIFOR Bogor, yang sangat ingin melihat budaya asli Indonesia. Menyaksikan pertunjukan wayang seperti ini merupakan pengalaman baru bagi para peserta pelatihan tersebut, yang datang dari berbagai negara di Afrika, Asia, dan Eropa.

Cora van Oosten, fasilitator pelatihan dari Wageningen International - CDI, menyatakan, pertunjukan wayang ini sungguh merupakan ekspresi budaya yang mengesankan. “Sepanjang hari itu kami banyak membicarakan tentang institusi-institusi yang berpengaruh, yang sangat erat kaitannya dengan budaya, dan sangat penting peranannya di dalam bentang alam. Mereka (para peserta pelatihan) agak merasa sulit untuk memahami, tetapi pertunjukan wayang pada Jumat malam tersebut menjelaskan hal ini dengan sangat sempurna,” tulisnya kepada TBI Indonesia seusai acara.

Dari kantor baru di A. Yani, Bogor, TBI Indonesia siap memperkuat komitmen dan kerja keras untuk melanjutkan berbagai proyek dan kegiatan yang sedang berjalan dan menyongsong kegiatan yang akan datang untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan manajemen dan tata kelola hutan tropika sebagai dukungan bagi upaya konservasi dan pembangunan berkelanjutan. TBI Indonesia juga siap melanjutkan dukungan bagi pemerintah Indonesia dalam mencapai cita-cita untuk mengimplementasikan praktik terbaik dalam pengelolaan hutan tropika dan pengembangan masyarakat, serta mendukung pemerintah Indonesia dalam melaksanakan agenda pembangunan lainnya.

Program-program Tropenbos International Indonesia kini telah menjangkau lebih dari sebatas sektor kehutanan dan melihat bentang alam sebagai unit strategis untuk melakukan intervensi. Mempromosikan bentang alam produktif adalah fokus utama untuk fase 2012-2016, yang merupakan fase ketujuh dari perjalanan panjang Tropenbos International di Indonesia. Penerapan fase ini akan fokus pada kegiatan yang melibatkan tiga tool utama, yaitu: mengarusutamakan pendekatan bentang alam, mengarusutamakan pendekatan High Conservation Value (HCV) dan mempromosikan penggunaan GIS (geographic information system) dalam proses pengambilan keputusan.

Proyek yang sedang dilaksanakan oleh TBI Indonesia saat ini adalah melakukan analisis penelitian tentang inisiatif anti-perambahan di tiga taman nasional warisan hutan hujan tropika Sumatera. Proyek ini merupakan bagian dari program UNESCO dalam meneliti berbagai faktor terkait kegiatan perambahan oleh masyarakat di hutan-hutan lindung dan kawasan konservasi dan menemukan solusi terbaik untuk membantu mengurangi kegiatan seperti itu serta mempertahankan fungsi taman nasional sebagai tempat kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam.

TBI Indonesia memberikan dukungan bagi perusahaan dan sektor swasta dalam menerapkan praktik berkelanjutan di Hutan Tanaman Industri (HTI) atau Hak Pengusahaan Hutan (HPH) bila mereka memerlukan dukungan dalam proses identifikasi/penilaian dan pengelolaan kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT/HCV) di dalam unit manajemen mereka. Penilaian dan pengelolaan HCV sangat penting untuk memperkuat sistem pendukung kehidupan dalam skala bentang alam sebagai bagian dari pendekatan pencegahan untuk menghindarkan terjadinya bencana akibat eksploitasi sumber daya alam.

Peningkatan kapasitas bagi para praktisi di bidang kehutanan, para eksekutif perusahaan swasta, para pegawai pemerintah, dan komunitas masyarakat setempat juga merupakan kepedulian utama bagi TBI Indonesia. Sejauh ini, TBI Indonesia telah membuktikan rekam jejaknya dalam melaksanakan pengembangan kapasitas ratusan peneliti Indonesia, pegawai pemerintahan, dan masyarakat lokal di berbagai aspek seperti pemetaan, perencanaan tata ruang, penilaian HCV, bentang alam produktif, dan restorasi lahan pasca tambang. Sejak 2010 TBI Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Instiper Yogyakarta, HCV-Network Indonesia (HCV-NI) dan beberapa mitra lainnya dalam penyelenggaraan pelatihan HCV secara berkala bagi para peserta yang datang dari berbagai sektor.

Dalam fase sekarang ini, TBI Indonesia juga masih melanjutkan pemberian beasiswa bagi empat peneliti Litbang Kehutanan untuk menyelesaikan studi PhD mereka. Satu dari mereka kini telah berada pada masa-masa akhir penyelesaian studi, sementara tiga yang lain masih sibuk dengan bab-bab penelitian mereka. Para peneliti dan pengamat juga bisa meminta dukungan dari unit GIS TBI Indonesia untuk penginderaan jauh dan analisis tata ruang seperti analisis tutupan lahan, optimalisasi lahan dan pemanfaatan hidrologi, serta analisis biofisik.