Berita terkiniTampilkan lebih banyak

Berita

Pelatihan Sistem Pemantauan Lahan Gambut diselenggarakan secara kolaboratif di Kabupaten Ketapang

Tropenbos Indonesia terus berupaya mencegah kebakaran hutan dan lahan di lahan gambut Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Melalui kolaborasi bersama UPT KPH Ketapang Selatan (Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Ketapang Selatan), Tropenbos Indonesia menyelenggarakan pelatihan 'Sistem Pemantauan Lahan Gambut', pada Senin hingga Rabu, 27-29 November 2023. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sistem pemantauan lahan gambut berbasis multipihak serta memberikan kapasitas kepada peserta untuk menerapkan sistem pemantauan lahan gambut. Pelatihan terdiri dari sesi teori dan kelas yang diselenggarakan di Hotel Borneo Ketapang, dan praktik lapangan yang dilaksanakan di Hutan Desa Sungai Besar.

Selanjutnya

Berita

Memperluas Agroforestry di Indonesia

Bersama dengan Kedutaan Besar Belanda, Tropenbos Indonesia (TI) dan Tropenbos International (TBI) menyelenggarakan lokakarya bertajuk “Memperluas Agroforestry di Indonesia” yang diselenggarakan di Ritz Carlton, Jakarta, pada tanggal 23 November 2023. Lokakarya ini diselenggarakan secara hybrid dengan peserta lebih dari 100 orang, baik yang hadir secara offline maupun online. Mereka berasal dari berbagai latar belakang seperti lembaga pemerintah, LSM/CSO, sektor swasta, serta universitas dan Lembaga penelitian. Pidato pembukaan diberikan oleh Direktur Tropenbos Indonesia, Edi Purwanto, dan Direktur Tropenbos International, Joost van Montfort, serta perwakilan dari Kedutaan Belanda, Joost van Uum, Konselor Pertanian Kedutaan Besar Belanda. Sedangkan keynote speaker disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Supriyanto.

Selanjutnya

Berita

Membedah persoalan perempuan melalui FPAR

Di Desa Kenanga, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, hampir seluruh desa yang luasnya sekitar 13,000 ha merupakan areal HGU (Hak Guna Usaha). Hampir seluruh kawasan hutan, lahan kebun, maupun kawasan hunian masyarakat, sebetulnya tidak mereka miliki. Padahal, mereka hidup dan menetap di kawasan ini sudah sejak zaman nenek moyang mereka, mengelola tembawang dan menjaga hutan dengan kebijaksanaan lokal, serta erat memelihara adat tradisi warisan leluhur yang sudah berlangsung turun temurun. Hampir seluruh masyarakat Kenanga termasuk para perempuannya masih mengandalkan hutan dan tembawang sebagai sumber kehidupan dan mengambil kebutuhan sehari-hari seperti obat-obatan, kayu-kayuan (bajaka, pasak bumi, sarang semut, dll.), jengkol, buah-buahan, termasuk untuk keperluan ritual adat dari hutan.

Selanjutnya

Tropenbos Indonesia

Mendukung terciptanya bentang alam produktif dan lestari melalui program tata kelola berkelanjutan yang mencakup strategi untuk meningkatkan keamanan pangan, pemanfaatan hutan dan lahan secara bertanggung jawab, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim