Indonesia - 24 February, 2022
Saat ini kelapa sawit telah menjadi salah satu komoditas andalan bagi Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Dengan luas area 46.368 hektar, produksi minyak sawit mencapai sekitar 102.866 ton per tahun. Menurut Wahono, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara, “Dari luasan tersebut masih didominasi perusahaan sawit, sementara data petani sawit mandiri kita masih minim,” katanya.
Sebagai langkah penting untuk memperbarui informasi penggunaan, pemanfaatan lahan dan lingkungan, serta perbaikan kondisi perkebunan sawit mandiri di Kabupaten Kayong Utara, menurut Wahono, perlu dilakukan pemetaan sebaran lahan perkebunan kelapa sawit mandiri sekaligus pendataan kondisi tanaman yang ada saat ini. Kegiatan ini memerlukan kapasitas sumber daya manusia yang memadai sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan staf di lapangan agar dapat melakukan kegiatan pemetaan dan pendataan secara efektif dan efisien.Sebagai langkah penting untuk memperbarui informasi penggunaan, pemanfaatan lahan dan lingkungan, serta perbaikan kondisi perkebunan sawit mandiri di Kabupaten Kayong Utara. Menurut Wahono, perlu dilakukan pemetaan sebaran lahan perkebunan kelapa sawit mandiri sekaligus pendataan kondisi tanaman yang ada saat ini. Kegiatan ini memerlukan kapasitas sumber daya manusia yang memadai sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan staf di lapangan agar dapat melakukan kegiatan pemetaan dan pendataan tersebut secara efektif dan efisien.
Tropenbos Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara (KU) melatih staf mereka mengenai interpretasi citra resolusi tinggi (SPOT) dan melakukan pengecekan lapangan untuk membuat peta, kemudian lobby dan advokasi dengan KU menggunakan peta tersebut untuk mengevaluasi sawit mandiri ilegal dan legal di dalam kawasan hutan negara. Kami berasumsi bahwa dengan menyusun peta sawit mandiri dari Kawasan Hutan Negara akan mendorong perubahan sawit mandiri dari Kawasan Hutan Negara ke Kawasan Non Hutan/Areal Pengunaan Lain (APL) dan akan mendukung implementasi ISPO untuk petani sawit mandiri. Setelah Pemkab mampu memetakan sebaran petani sawit mandiri, mereka dapat melanjutkan ke proses legalitas dan persyaratan lain untuk sertifikasi ISPO. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya pelatihan pemetaan petani sawit mandiri dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Pelatihan pemetaan berlangsung selama 5 hari (14-18 Februari 2022) di Aula Kantor Dinas, yang merupakan kerja sama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara dengan dukungan Tropenbos Indonesia. Sebanyak 15 staf Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara mengikuti pelatihan ini. Materi yang diberikan didalam pelatihan meliputi teori dasar penginderaan jauh, teori informasi spasial, teknis pengumpulan data, dan pembuatan peta.
Menurut GIS Specialist Tropenbos Indonesia, Kasuma Wijaya, yang menjadi pemateri dalam pelatihan ini, ketersediaan informasi sebaran kebun kelapa sawit mandiri merupakan faktor penting yang dibutuhkan dalam pengelolaan lahan di dalam suatu bentang lahan. Pola sebaran dan bentuk perkebunan kelapa sawit mandiri yang sangat beragam merupakan informasi kompleks yang dapat dikaji melalui pendekatan spasial (geografis).
Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta dapat menerapkan pendekatan GIS & penginderaan jauh untuk pemantauan tutupan lahan dan mendata keberadaan perkebunan kelapa sawit mandiri di Kabupaten Kayong Utara dalam rangka mendukung program pertanian dan perkebunan yang baik atau good agricultural practices (GAP), serta dapat memfasilitasi perolehan sertifikasi ISPO bagi para petani mandiri agar dapat menjadi bagian dari rantai pasok berkelanjutan yang kini telah menjadi tuntutan pasar.